PRINSIP PMR
Prinsip dasar kepalangmerahan
Dalam
PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh
setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental
Principle of Red cross and Red Crescent).
- Kemanusiaan
- Kesamaan
- Kenetralan
- Kemandirian
- Kesukarelaan
- Kesatuan
- Kesemestaan
Pendidikan dan pelatihan PMR
Untuk
mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan
Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih
mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia,
dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru
dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh
kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI
mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
- Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
- Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
- Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
- Remaja adalah kader relawan.
- Remaja calon pemimpin PMI masa depan.
ORGANISASI PMR
Organisasi
PMR di Sekolah
a. Pembinaan
PMR dilaksanakan oleh PMI
b. Di
Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR dilaksanakan oleh Bidang
SDM/PMR/Diklat
c. PMR di
sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal 10 orang
d. Kegiatan
PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra kulikuler dibawah pembinaan
wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
e. Struktur
Organisasi PMR Di Sekolah Kelompok PMR disekolah secara struktural
mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok PMR, dan dalam kegiatannya secara
fungsional termasuk seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi OSIS
f. Susunan
Pengurus PMR di sekolah :
1) Pelindung
adalah TP PMI Kota/ Kabupaten
2) Penanggung
jawab adalah Kepala Sekolah
3) Pembina
PMR
4) Pelatih
PMI
Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi anggota
PMR dengan masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari :
a) Seorang Ketua
b) Seorang wakil ketua
c) Seorang
sekretaris
d) Seorang bendahara
e) Unit-unit :
(1) Bakti
Masyarakat
(2) Keterampilan,
kebersihan, dan kesehatan
(3) Persahabatan
(4) Umum
SEJARAH PMR
Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja
atau PMR adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja yang
dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia.
Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta
orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
SEJARAH
PALANG MERAH REMAJA (PMR)
Terbentuknya
Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 –
1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah
Australia kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan
anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka
diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan
majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu
badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah
Remaja (PMR).
Pada
tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional
diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari
perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti
oleh negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja.
Di
Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI
membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita
Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara
resmi di Indonesia.
Jumbara
Jumbara
atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya
jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada
jumbara tingkat kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya
disesuaikan dengan kemampuan PMI daerah yang bersangkutan.
Tribakti PMR
dalam
PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus
diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009)
tersebut adalah:
- Meningkatkan keterampilan hidup sehat
- Berkarya dan berbakti di masyarakat
- Mempererat persahabatan nasional dan internasional.
Tingkatan PMR
Di
Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang
pendidikan atau usianya
- PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna emblem Hijau
- PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit
- PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun). Warna emblem Kuning
SEJARAH PMI
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL
A.
GERAKAN PALANG MERAH DAN
BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN
Pada tanggal 24 Juni
1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang
bertempur, melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada
hari yang sama, seorang pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant, berada disana
dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis Napoleon III.
Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk
merawat 40.000 orang yang emnajdi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh
penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunan bekerjasama dengan penduduk
setempat segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.
Beberapa waktu kemudian,
setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam
sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino", yang
menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan
:
1. Membentuk organisasi kemanusiaan
internasional, yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk
menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
2. Mengadakan perjanjian internasional guna
melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan
dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.
Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry
Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama
membentuk "Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang
cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau
International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk
melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara, maka didirikanlah
organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat
pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan
Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.
Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864,
atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang
dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya "Konvensi perbaikan
kondisi prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian
disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun
1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan
salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu
ketentuan Internasional yang mengatur perlindungan bantuan korban perang.
PALANG MERAH INTERNASIONAL
1. Komite Internasional Palang Merah /
International Committee of the Red Cross (ICRC),yang dibentuk pada tahun 1863
dan bermarkas besar di Swiss. ICRC
merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang
netral. ICRC berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949
berkewajiban memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian
bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain memberikan
bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas untuk menjamin
penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.
2. Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan
Sabit Merah, yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini
berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan
nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan,
bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah.
3. Federasi Internasional Perhimpunan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah / International Federation of Red Cross and Red
Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson, warga
negara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan pada
tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk
menolong korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial.
Federasi bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota
Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan
memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi palang merah nasional.
PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL
Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali
diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
(Internasional Red Cross Conference). Konferensi ini dihadiri oleh seluruh
komponen Gerakan Palang Merah Internasional (ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi
Internasional) serta seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini
merupakan badan tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan
memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan
kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua peserta.
Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah
Internasional juga mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) ,
yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan
membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu
tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar
konferensi internasional yaitu Komisi Kerja (Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut, khusus
untuk Federasi Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan
pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk membahas program
kepalangmerahan dan pengembangannya.
ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI)
SEJARAH PMI
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia
sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu,
tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan
Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie
(Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah
Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh
Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas
terutama dari kalangan terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras membawa
rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun
akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu
kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang,
mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun
sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga
untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden
Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah
Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat
sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5
September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua),
dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala
(anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia
berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui
bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia
dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun
Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara
Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional
dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan
kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah
Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165
unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.
PERAN AN TUDGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di
bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana
dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah
diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No
59.
Tugas Pokok PMI :
1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan
bencana
2. Pelatihan pertolongan pertama untuk
sukarelawan
3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
4. Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan
Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.
MATERI PMR
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Rumah
Tangga
Kecelakaan di rumah tangga dapat dikelompokan
menjadi 2 kelompok besar:
1. murni kecelakaan ( trauma fisik, panas,
kimia, dll)
2. kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit
yang diderita seperti kejang, tidak sadar, ngamuk, dan sebagainya ).
Beberapa kejadian yang sering dijumpai di
rumah tangga:
1. Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda
keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok. Tanda yang terlihat adanya
benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat
muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada
bagian yang terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara
mengatasinya jika tidak ada luka langsung dikompres dingin pada bagian yang
terbentur. Hal ini untuk mencegah bertambah banyak darah yang merembes ke
jaringan. Pengompresan juga akan mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari
berikut dilihat kondisi pembengkakan berkurang atau tidak. Pada periode ini
penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara
yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk
melebarkan pembutuh darah setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2
menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari sampai bengkak menghilang. Hal yang
perlu diperhatikan saat melakukan kompres panas yakni suhu panas jangan sampai
menimbulkan luka bakar. Kompres panas dapat menggunakan air panas dalam kantong
atau dengan obat pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang
ditempatkan pada kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar
yang terjadi di sekitar mata, misalnya terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama
yakni dalam 24 jam pertama diberikan kompres dingin, selanjutnya kompres panas
dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyebab dan kondisi
memar mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal tulang dasar kepata retak atau
tulang sekitar bola mata retak/patah. Untuk memastikan biasanya diawali dengan
melihat ukuran trauma, ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika diduga terjadi
keadaan semacam ini maka harus segera dirujuk ke rumah sakit.
2. Laserasi Atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak
permukaan kulit, misalnya karena jatuh saat berlari. Permukaan kulit yang rusak
mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan tergantung dari lokasi
luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal terantuk ) umumnya
minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat lain. Cara mengatasi
luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan
bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih.
Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan
dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada luka,
bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila
ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat
diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.
3. Terpotong Atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang
disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup
banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus terpotong. Cara
mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan
dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril
atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup
besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat
pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar,
kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang (lihat
gambar 1). Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari
luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet
dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan
efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa
steril.
4. Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga di antaranya
terkena api, tersiram air panas, minyak panas, sampai kuah masakan yang panas.
Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan dalam luka bakar
tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya karena api,
sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air mendidih,
uap panas, minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam pekat, alkali
pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat keparahannya, yakni luka
bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang terkena
panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian yang
terkena lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat,
selain kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar berat
cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah kulit,
tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan selain
kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas.
Semakin luas permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan jiwa korban.
Penatalaksanaan
luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya.
a.
Luka
bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau
derajat sedang dengan dengan luas kurang dari 15 % atau derajat berat kurang
dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau dialiri air
dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh jangan
dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan
odol/kamfer, keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan
menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit.
b.
Luka
Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%,
derajat sedang dengan luasc15-30%, atau derajat berat dengan luas lebih dari 2
% perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian yang terkena
panas.
c.
Luka
bakar berat.
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka
bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar,
terutama bila permukaan kulit terbuka, adalah anti infeksi yang diberikan
secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain yang perlu
diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan cairan
tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat tubuh
karena adanya jaringan parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar
karena zat kimia perlu penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar dialiri
air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan rujuk ke
rumah sakit.
5. Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang
Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang
dewasa. Cara mengatasi terkilir, pertama dilakukan kompres dingin untuk
mengurangi pembengkakan sendi, kemudian dilakukan pembalutan ketat dua lapis
untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Istirahatkan sampai bengkaknya
hilang. Lepas sendi (luxasio) sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi
mandibula. Penatalaksanaan lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli
ortopedi untuk mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture)
dapat tertutup dapat terbuka. Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu
ujung tulang keluar permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah tulang
yang banyak terjadi dalam rumah tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau
terpeleset. Pada wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang
paha ( colum femur ). Penatalaksanaan patah tulang dilakukan di rumah sakit.
Namun demikian, sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat dilakukan pertolongan
pertama sebagai berikut: korban dibaringkan, bagian tulang yang diperkirakan
patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan
pembidaian. Prinsip pembidaian adalah "mematikan" dua persendian yang
membatasi bagian tulang yang patah. Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah
tidak bergerak atau bergeser. Pada patah tulang terbuka selain tindakan seperti
di atas, perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril atau kain
bersih agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit.
Pada fraktur terbuka tidak boleh menarik atau membetulkan bagian yang patah
dan/atau memasukan ujung tulang yang mencuat keluar.
6. Mimisan atau Perdarahan Hidung.
Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak, baik karena
dikorek-korek atau karena hal lain (demam). Cara mengatasi yang paling mudah
dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping hidung kanan kiri dipencet
bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai 10 menit. Bila darah masih
keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara tradisional dengan daun
sirih, dapat membantu menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung zat
yang menyempitkan pembuluh darah.
7. Pingsan (syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan
kesadarannya. Hal ini sering terjadi karena kondisi fisik ataupun mental tidak
baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan perhatikan
pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi kepala lebih
rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan
dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya
disertai kejang ( misal dalam keadaan histeris ). Bila tidak bernapas, raba
nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat
segera rujuk ke rumah sakit
8. Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh,
seperti duri menusuk dan tertinggal dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke
dalam hidung telinga, telinga kemasukan serangga, dan saluran napas tersumbat
makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak yang memasukkan benda
asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila benda asing tidak terlalu
besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium bubuk merica. Jika
dengan cara tersebut tidak berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan
mengkorek atau menyemprot dengan air karena hal ini dapat memperparah keadaan atau
benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga
harus dikeluarkan dengan meneteskan minyak mineral (gliserin/parafin cair) atau
obat tetes telinga, kemudian miringkan dan amati benda asing tersebut keluar
atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan apapun sebab dapat
merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda asing di mata, prinsip
jangan menggosok-gosok kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk ke rumah
sakit. Bila debu yang halus, dapat dilakukan dengan membalik kelopak mata,
dengan ujung kapas atau saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di mata.
Dapat juga dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air
bersih. Bila benda asing menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk
kerumah sakit. Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung duri masih teraba
cabut dengan alat penjepit yang telah dibersihkan/disucihamakan. Bila halus,
duri bambu/kaktus/ulat bulu, dapat dengan cara menempelkan plester pada kulit
yang tercancap duri halus, kemudian plester dicabut dengan cepat. Lakukan
berulang-ulang sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke
dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan
yang cepat dan segera. Pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk
punggungnya. Pada anak-anak, dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi
yang dibalik tepuk punggungnya. Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode
Heimlich. Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang
tercancap ditenggorokan dapat diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan
yang dikepal kemudian ditelan. Bila tidak berhasil rujuk ke rumah sakit.
9. Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi karena
makanan/minuman misal keracunan singkong, bongkrek, jengkol, minuman lapen atau
karena zat kimia seperti baygon, pemutih, racun tikus, dan lainnya. Keracunanan
makanan dan minuman ditandai dengan gangguan saluran cerna, mual, muntah,
sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat terjadi
gangguan gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya kejadian
keracunan bongkrek di daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan karena makan
jengkol, ditandai dengan gangguan saluran kemih, berupa nyeri dan air seni sedikit.
Cara mengatasi secara umum, bila baru terjadi dan korban masih sadar, dengan
mengeluarkan bahan makanan dari lambung dengan memacu muntah. Caranya dengan
mengorek tenggorokan dengan jari.
Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi
telah muncul tanda kebiruan (sianotis) pada daerah-daerah ujung jari dan bibir.
Untuk mengatasi keracunan kimiawi diperlukan penatalaksanaan khusus dan hanya
dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban yang dirujuk ke
rumah sakit disertai dengan zat racun yang diminum/dimakan. Beberapa cara
tradisional yang dilakukan dengan minum air kelapa muda dan sebagainya.
Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan
sekali-kali memasukkan makanan-minuman melalui mulut pada keadaan pasien tidak
sadar.
10. Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-tumbuhan.
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan maupun
tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga. Mulai dari hewan kecil, seperti
tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular, anjing.
Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda
peradangan ( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat
terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian yang terluka. Khusus pada gigitan ular
yang beracun ada dua lubang bekas masuknya taring ular berbisa. Cara mengatasi
gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban ditenangkan luka dicuci dengan
air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit. Bila ada
perdarahan hentikan perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat.
Jika luka karena sengatan serangga, segera lepas serangga dari tempat
gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau terpentin atau minyak cat
kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka dibersihkan dengan
sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila tersengat lebah, ambil
sengatnya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim antihistamin atau
kompres es bagian yang tersengat. Bila menunjukkan adanya tanda-tanda
membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat apalagi sampai
sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan ular
beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung,
istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang. Rujuk
ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap darah dari luka
sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang menghisap darah,
juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.
11. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar
belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan
efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan :
meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan napas
buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1. Kepala korban diletakkan
dengan posisi dagu mendongak ke atas
2. Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan
ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung
korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat
selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4. Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a. Orang dewasa secara
teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b. Anak-anak ditiupkan 20
kali tiap menit
12. P3K
bagi korban Sengatan Listrik
1.
Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton,
papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2.
Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik
atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3.
Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi,
selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis dating
13. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1.
Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang
steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan
sampai pendarahan berhenti.
2.
Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan
yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk
atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
3.
Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan
ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan
bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan
darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
4.
Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan
karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan
adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air
yang sudah dimasak.
5.
Pada semua kasus pendarahan serius, penderita
selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi
yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan
termasuk ikat pinggang.
14. Pertolongan
Pertama Mengurangi Shok
1. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang
parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai
fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau
terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada
organ-organ penting.
2. Tanda-tanda Shok
a. Denyut nadi cepat tapi lemah
b. Merasa lemas
c. Muka pucat
d. Kulit dingin, kerinagt
dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e. Merasa haus
f. Merasa mual
g. Nafas tidak teratur
h. Tekanan darah sangat rendah
4. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara
lain dilakukan dengan cara :
a. Menghentikan pendarahan
b. Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran
nafas
c. Memberi nafas buatan
d. Menyelimuti dan meletakkan penderita pada
posisi yang paling menyenangkan
5. Langkah - langkah
Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a.
Baringan korban dengan posisi kepala sama datar
atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke
jantung dan otak.
b. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat
ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
c. Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai
serta udara dingin usahakan pasien tidak melihat lukanya
d.
Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak
mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
ü 1 sendok teh garam dapur
ü ½ sendok teh tepung soda kue
ü 4-5 gelas air
ü dan bisa juga ditambah
air kelapa/kopi kental/teh
e.
Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa
nyeri akibat penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang
lebih parah, Cepat-cepat panggil
dokter
15. Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah, tawon,
semut, dan ulat bulu. Meski dampaknya tak serius, kita tetap perlu
menghindarinya. Sebab, gigitan serangga bisa membuat kulit anak bengkak, gatal,
dan nyeri disertai kemerahan.
Hal itu karena gigitan serangga mengandung toksin. Yang perlu
diwaspadai, toksin juga bisa mengandung bibit penyakit demam berdarah atau
malaria. Berikut tips pertolongan pertama pada kasus gigitan serangga.
16. Sengatan
lebah atau tawon
Lepaskan sengat lebah yang masih tertinggal pada kulit anak.
Beri kompres dingin pada gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.
Beri salep antihistamin yang dijual bebas di apotek.
Beri sirup parasetamol sesuai aturan pakai.
17. Terkena
ulat bulu
Balurkan kunyit parut pada kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan
panas. Kandungan kurkumin kunyit berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal itu
dibuktikan oleh Julie S.Jurenka, staf penelitian dari Alternative Medicine
Review (2009).
18. Gigitan
nyamuk
Bersihkan dengan air dan sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu,
oles dengan balsem telon khusus bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.
Untuk
pencegahan, aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The Center for Disease
Control and Prevention, lotion yang aman mengandung tak lebih dari 10 persen
DEET (dalam kemasan tertulis N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau
picaridin.
Jenis Obat dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia
Jenis
persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat tergantung pada
kejadian yang sering dialami di rumah tangga, misalnya demam, anak kejang
(stuip), dan perlukaan. Obat dan alat kesehatan yang disediakan harus berkaitan
dengan hal tersebut. Secara umum berdasar angka kejadian obat dan alat
kesehatan yang perlu disediakan adalah obat batuk ( anak dan dewasa ): Obat
Batuk Hitam (OBH), Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit
perut/diare: oralit, carbon adsorbent (norit®), tablet maag; obat pengurang
rasa nyeri/demam: parasetamol sirup dan tablet, aspirin tablet (khusus dewasa);
obat untuk alergi: ctm, dan salep antihistamin; obat anti mabuk (khusus bagi
yang sering bepergian); obat yang digunakan secara topikal (dioleskan pada
kulit): cairan antiseptik (mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti
histamin, salep/krim pengurang rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern
dll.), dan tetes mata. Alat kesehatan yang diperlukan di rumah tangga antara
lain adalah kasa pembalut, pembalut elastis, kasa steril, plester biasa maupun
yang sudah ada anti infeksinya, pembalut segitiga (mitela), peniti, pinset,
termometer, dan gelas pencuci mata.
Jumlah yang Harus Tersedia
Jumlah
obat dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat tergantung pada situasi.
Besar kecil lemari obat tergantung dari jauh tidaknya rumah dengan fasilitas
kesehatan, kemudahan mencapainya, serta kejadian di rumah tangga. Kecelakaan
yang sering terjadi di rumah tangga dan kesulitan mencapai fasilitas kesehatan
menyebabkan ketersediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga harus lengkap
jenis dan jumlahnya.
Tempat Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan
Pengadaan
obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko obat/apotik yang menyediakan
obat dan alat kesehatan. Usahakan membeli pada toko obat yang telah mendapat
izin resmi dari departemen kesehatan (ada asisten apoteker), perhatikan
kemasannya, dan mintalah petunjuk penggunaan.
Cara Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan
Kotak/lemari
obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau, namun tidak mudah dijangkau
oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di daerah yang terkena cahaya matahari
langsung, hindari penempatan pada tempat yang lembab dan basah. Bahan
kotak/lemari obat dapat bermacam-macam, dapat terpisah sendiri (yang ideal),
dapat bersama dengan barang lain, namun harus jelas pemisahannya. Setiap obat
yang disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara penggunaan,
dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar dan obat dalam (yang
diminum). Penyimpanan yang baik dapat mencegah salah penggunaan dan mencegah
kerusakan obat. Agar penyimpanan tetap baik perlu dikontrol dan dibersihkan
secara periodik.
Obat Rusak
Penyimpanan
yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat menjadi rusak bila terpapar
sinar matahari, kelembaban udara, dan udara yang sangat kering. Ciri obat rusak
antara lain adanya perubahan warna, bentuk ( pecah, tumbuh kristal, lembab);
bila berupa sirup/campuran saat dikocok tidak tercampur, sudah lewat batas
kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus dibuang dan jangan digunakan.
Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya memperhatikan lingkungan,
sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.
Cara Penggunaan
Obat
dapat merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk menggunakan obat
secara aman ketahui aturan pakainya, dosis yang harus diminum dan frekuensi
minum dalam sehari (24 jam), lama minum obat. Untuk pengobatan sendiri atau self-medication
dibatasi tidak lebih dari 2 X 24 jam jika gejala tidak berkurang segera ke
dokter. Jenis obat yang harus diminum sesudah makan jika obat tersebut
merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih. Hal ini terutama karena obat
yang diminum bersifat asam. Dalam kondisi semacam ini memang dianjurkan meminum
obat 1-2 jam sesudah makan. Obat seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim
pencernaan, sebaiknya diminum bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak
ada informasinya tanyakan pada dokter yang memberi resep atau pada apoteker
yang memberikan obat. Dengan cara demikian penjelasan yang lengkap tentang cara
menggunakan obat yang benar dan rasional didapatkan. Jika timbul gejala yang
asing setelah minum obat seperti gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun
diare, segeralah ke dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek
samping obat. Efek samping dapat terjadi pada setiap orang, berupa reaksi
alergi (gatal, biduren, diare, sesak nafas atau shock), karena efek obat
tersebut atau efek ikutan (ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga
sebelumnya, sedangkan efek ikutan obat dapat diduga sebelumnya.
Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga
Kita
telah minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan obat. Apa
sebenarnya obat itu? Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia yang berasal dari
luar tubuh dan akan mengakibatkan perubahan fungsi biologi jaringan atau organ
jika masuk ke dalam tubuh manusia. Tujuan meminum obat adalah untuk mencegah
atau menyembuhkan penyakit. Untuk mencapai tujuan pengobatan dan
penatalaksanaan kejadian-kejadian di rumah tangga, perlu disediakan obat
sederhana. Walaupun obat yang tersedia sederhana, namun perlu dikelola dengan
baik. Pengelolaan yang tidak baik selain menyebabkan biaya terbuang percuma
juga dapat membahayakan jiwa. Salah satu contoh seorang intelektual meninggal
dunia karena meminum racun serangga yang diletakkan di tempat menyimpan obat.
Secara umum pengelolaan obat di rumah tangga mencakup jenis obat dan alat
kesehatan yang harus tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana membelinya;
cara menyimpannya; cara mengetahui obat yang rusak; dan cara penggunaan yang
benar. Pengelolaan obat di rumah tangga dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga
karena yang paling sering tinggal di rumah, mengenal seisi rumah, dan yang
pasti seorang ibu sangat peka terhadap kesehatan seisi rumah. Penyediaan obat
tidak harus selengkap di rumah sakit, tetapi cukup untuk mengatasi keadaan
darurat rumah tangga. Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan sebagai
berikut obat-obat luar, obat-obat yang dibeli sendiri, dan obat-obat khusus
yang didapat dari resep dokter. Ketiga golongan obat harus jelas dan disimpan
dalam tempat yang terpisah.Pengelompokan yang paling mudah adalah dengan
memisahkan obat luar dengan obat yang diminum. Obat yang diminum untuk bayi
dipisahkan dari obat anak dan obat untuk dewasa. Cara pemisahan ini minimal
dapat mencegah salah penggunaan.